Herbisida (dari bahasa Inggris herbicide) adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan "asing" ini (lihat artikel tentang gulma).
Dua tipe herbisida menurut aplikasinya
Terdapat dua tipe herbisida menurut aplikasinya: herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide). Yang pertama disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar). Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif, yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Yang kedua diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.
Cara kerja herbisida
Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.
Pengendalian gulma dewasa ini di Indonesia cukup berkembang disbanding pemanfaatan sumber daya dan eradikasi gulma itu sendiri. Cara pengendalian dapat dilakukan secara fisik (manual, mekanis, pemanfaatan dan kultur teknis), biologi dan kimia (herbisida). Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida sudah banyak diterapkan di lapangan baik pada budidaya komoditas tanaman perkebunandan industri maupun tanaman pangan, hortikultura dan perairan. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan tenaga kerja di tingkat usaha tani, serta banyaknya pilihan herbisida yang efektif dan selektif sebagai haerbisida pra tumbuh dan purna tumbuh sesuai dengan komoditas tanaman yang dibudidayakan (Tjitrosemito, 2004).
Herbisida adalah suatu bahan kimia (pestisida) yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan gulma. Cara yang paling efektif untuk menanggulangi gulma ialah menggunakan herbisida dalam kombinasi dengan cara pengendalian lainnya. Keuntungan penggunaan herbisida yaitu: a) Menggunakan herbisida menghemat tenaga. b) Herbisida dapat dapat digunakan dalam lingkungan apapun. Sedangkan kerugian penggunaan herbisida adalah: menggunakan herbisida yang sama terus-menerus mengakibatkan berkembangnya gulma, khususnya jenis tahunan yang sulit dikendalikan dengan herbisida (Sebayang, 2005).
Proses aplikasi herbisida menyangkut berbagai aspek antara lain: 1) Penyediaan larutan yang sesuai. 2) Pembuatan butiran cairan semprot. 3) Gerakan butiran cairan semprot kepada sasaran. 4) Impak butiran pada sasaran (Sukman dan Yakup, 2002).
Di dalam melakukan kalibrasi terdapat tiga faktor penting yang menentukan keberhasilan kalibrasi yakni:
Ukuran lubang nozel.-
Tekanan dalam tangki alat semprot.-
Kecepatan pergerakan (berjalan) aplikator.-
(Anderson, 1977).
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada tanggal 18 April 2007 dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Percobaan ini menggunakan air sebagai pelarut herbisida, gelas ukur untuk mengukur herbisida yang akan digunakan, ember plastik sebagai tempat menaruh air, glifosat sebagai herbisida yang akan diaplikasikan, dan Knapsock Sprayer sebagai alat semprot. Sebelum mengkalibrasikan air pada pelataran parkir, ditentukan terlebih dahulu volume awal dengan rumus:
Volume yang diaplikasikan = Volume yang diperlukan
Luas areal perlakuan Luas areal yang akan diberi perlakuan
Kemudian ditentukan banyaknya volume semprot yang diperlukan untuk dosis herbisida 2 liter/ha dan 3 liter/ha. Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan “asing” ini (lihat artikel tentang gulma).
Herbisida adalah suatu bahan kimia (pestisida) yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan gulma. Cara yang paling efektif untuk menanggulangi gulma ialah menggunakan herbisida dalam kombinasi dengan cara pengendalian lainnya. Keuntungan penggunaan herbisida yaitu: a) Menggunakan herbisida menghemat tenaga. b) Herbisida dapat dapat digunakan dalam lingkungan apapun. Sedangkan kerugian penggunaan herbisida adalah: menggunakan herbisida yang sama terus-menerus mengakibatkan berkembangnya gulma, khususnya jenis tahunan yang sulit dikendalikan dengan herbisida (Sebayang, 2005).
Proses aplikasi herbisida menyangkut berbagai aspek antara lain: 1) Penyediaan larutan yang sesuai. 2) Pembuatan butiran cairan semprot. 3) Gerakan butiran cairan semprot kepada sasaran. 4) Impak butiran pada sasaran (Sukman dan Yakup, 2002).
Di dalam melakukan kalibrasi terdapat tiga faktor penting yang menentukan keberhasilan kalibrasi yakni:
Ukuran lubang nozel.-
Tekanan dalam tangki alat semprot.-
Kecepatan pergerakan (berjalan) aplikator.-
(Anderson, 1977).
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada tanggal 18 April 2007 dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Percobaan ini menggunakan air sebagai pelarut herbisida, gelas ukur untuk mengukur herbisida yang akan digunakan, ember plastik sebagai tempat menaruh air, glifosat sebagai herbisida yang akan diaplikasikan, dan Knapsock Sprayer sebagai alat semprot. Sebelum mengkalibrasikan air pada pelataran parkir, ditentukan terlebih dahulu volume awal dengan rumus:
Volume yang diaplikasikan = Volume yang diperlukan
Luas areal perlakuan Luas areal yang akan diberi perlakuan
Kemudian ditentukan banyaknya volume semprot yang diperlukan untuk dosis herbisida 2 liter/ha dan 3 liter/ha. Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan “asing” ini (lihat artikel tentang gulma).
Terdapat dua tipe herbisida menurut aplikasinya: herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide). Yang pertama disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar). Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif, yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Yang kedua diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.
Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang “normal” dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.
Contoh:
glifosat (dari Monsanto) mengganggu sintesis asam amino aromatik karena berkompetisi dengan fosfoenol piruvat
fosfinositrin mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena menjadi substrat dari enzim glutamin sintase.
Sejumlah produsen herbisida mendanai pembuatan tanaman transgenik yang tahan terhadap herbisida. Dengan demikian penggunaan herbisida dapat diperluas pada tanaman produksi tersebut. Usaha ini dapat menekan biaya produksi dalam pertanian berskala besar dengan mekanisasi. Contoh tanaman tahan herbisida yang telah dikembangkan adalah raps (kanola), jagung, kapas, padi, kentang, kedelai, dan bit gula.
FORMULASI HERBISIDA
1. FormulasiCair
a. EmulsifiableConcentrate (EC): Fusilade25 EC Goal 2E
b. Water Soluble Concentrate (WSC): REFLEX 250 WSC
c. AquaousSolution/-concentrate (AS/AC): Asault250 AS
d. Soluble Liquid (SL): Esamir400 L, Hedonal720 L
e. Fluable/-in Water (F/FW): Gesapax500 FW, Gesaprim50
FW
f. Ultra Low Volume (ULV) 3
2. FormulasiPadat
a. WettablePowder (WP): Afalon50 WP
b. Soluble/-Powder (S/SP): DowponS, Basfapon85 SP
c. Granuler(G): Difenex7 G, Rifit3 G
d. Water Dispersible Granule (WG/WDG)
e. Seed Dressing (SD)/ Seed Treatment (ST)
f. Dust (D): Perigen0,5 D
g. Ready Bait (RB) atauReady Mix Bait (RMB) 4
1.Blanket Spraying
2.Band Spraying
3.Overhead Spraying
4.Directed Spraying
5.Spot Spraying
6.Wiping
7.Injection
CARA APLIKASI5
1.Pre-planting
2.Pre-emergence
3.At-emergence
4.Post-emergence
5.Band pre-emergence
6.Directed pre-emergence
WaktuAplikasi6
1.Sprayer mempunyaitekanansemi otomatis
2.Alatpemercik(nozzle) tipeflat nozzle
3.Jarakantarnozzle setengahlebarsemprot
4.Kedudukannozzle dipertahankantetap
5.Tekanandalamtankidibuattetap
6.Kecepatanjalandiusahakantetap
7.Sprayer dikaliberasikandulu
Syaratagar herbisidayang disemprotkandapattersebarmeratakeseluruhpermukaanlahan7 ��Lebarsemprot1m��Tinggisemprot(t)��BilaTinggisemprotmerupakantabungreaksidenganluasalas 1 cm2Vol. semprotdiA = t cm x 1 cm2 = 1 cm2B = (½t +½t) = 1 cm2C = (¼t + ¾t) = 1 cm2Luaslahan= 10 m2Jumlahsemprot=2 m/0,5m= 4 kali, @ 5 m.Panjangkeseluruhan= 4 x 5 m = 20 mKecepatanjalan(v) =L/W = 20 m/25 detik= 0,8 m/det.1 meterA B Ct½t¾t0,5 mP1P2P32 meter5 meterLEBAR EFEKTIF SEMPROT
8
Contoh:
Dari kaliberasisprayer, dengantekanandalamtangki1,0 kg/cm2, tingginozzle 60 cm dandebit 1200 ml/menit, diperolehlebarsemprot1 m. Biladigunakanherbisidaglifosfat480 g.b.a. isopropilaminaglifosfat/liter sebanyak1,92 kg b.a./ha denganvolume semprot500 l/ha, berapakah:
a.Herbisidadanair yang dibutuhkansetiaphektar?
b.Kecepatanjalanyang harusdilakukanagar dosisherbisidadapatterdistribusimeratakeseluruhpermukaanlahan?
BerdasarSumberTenaga:
1.Sprayer Manual:
a.Hand Pump, Trigerpump
b.Bucket Pump
c.Sprayer gendongotomatis
d.Sprayer gendongsemi otomatis
2.Power Sprayer:
a.Compresion(pneumatic) sprayer (Sprayer punggungbermesin)
b.Mist Blower (mesinpengabut)
c.Gun sprayer
d.Tractor (boom) sprayer (dihubungkandengantraktor)
e.Aircraft sprayer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar