HERBARIUM
I. Sistematika Bahan
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Compositales
Family : Compositaceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.
II. Botani Tanaman
a. Akar : Akar Bandotan memiliki sistem perakaran tunggang dengan banyak cabang. Akar tersebut keluar dari pangkal batang yang tegak dan kadang-kadang terbaring. Berwarna coklat keputih-putihan. Akarnya tidak memiliki tudung akar.
b. Batang : Batang Bandotan berbentuk bulat dan tegak dan berambut panjang. Biasanya pada batang bandotan ini ditemukan rambut-rambut halus yang letaknya jarang. Berwarna hijau, dan rambut-rambut halus yang tumbuh tersebut juga berwarna hijau.
c. Daun : Daun Bandotan berbentuk bulat telur dengan pangkal membulat, letaknya saling berhadapan dan bersilang, panjang 1 cm-10 cm, lebar 0,5 cm-6 cm, tepi daunnya beringgit kasar, dan di atas helaian daun terdapat bulu-bulu halus. Tulang daun bandotan menyirip, dan ujung daun tersebut runcing.
d. Bunga : Bunga Bandotan berwarna putih keunguan dan memiliki bongkol yang panjangnya 6 mm-8 mm. Daun mahkota berbentuk tabung sempit hampir menyerupai.bentuk lonceng. Bunga majemuk berkumpul 3 dan tangkai yang berambut.
e. Buah : Buah Bandotan termasuk dalam buah keras dengan bentuk persegi lima yang runcing. Buah Bandotan memiliki rambut sisik berwarna putih dan bentuknya kecil dan memiliki buah yang berwarna hitam. Panjang buah sekitar 2 mm-3,5 mm.
f. Biji : Biji bandotan berbentuk bulat. Biji bandotan berwarna hitam, sangat ringan, dan ukurannya sangat kecil. Biji bandotan memiliki bulu-bulu. Permukaannya licin dan biji dilindungi karangan bunga.
III. Habitat, Penyebaran dan Status
Ageratum conyzoides adalah tumbuhan terna semusim yang berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah kering atau lembab di daerah terbuka atau sedikit ternaung. Daerah penyebarannya meliputi 0-2100 m di atas muka laut, berbunga sepanjang tahun. Mudah tersebar melalui biji yang ringan dan mempunyai papus.
IV. Pengendalian
a. Metode Mekanis : merusak sistem perakaran dengan alat-alat pertanian sehingga gulma mati.
b. Metode Fisis : membakar gulma
c. Metode Kimia : Menggunakan herbisida, misalnya : glyphosate, dalapon, dll.
V. Daftar Pustaka
Nasution, Usman. 1985. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatra Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.
Steenis, C.G.G.J.Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar